Identifikasi Kandungan Zat Besi Produk Es Krim Berbahan Buah Bit Sebagai Pencegahan Anemia

Sylfira Qothrunnada Azizy, Nasva Fadila Eltari Putri, Yusyrifa Fadhila, Nada Nailul Authar, Darasyifa Azami, Sudrajah Warajati Kisnawaty

Abstract


Buah bit merupakan salah satu buah yang mengandung zat besi yang cukup tinggi dibandingkan buah naga atau melon. Penambahan buah bit pada es krim merupakan salah satu alternatif pangan fungsional untuk meningkatkan kadar zat besi yang dapat berperan dalam mencegah anemia. Anemia adalah kondisi yang ditandai oleh jumlah sel darah merah kadar hemoglobin yang lebih rendah dari kadar normal dalam darah. Pada remaja putri dikatakan anemia apabila kadar hemoglobin <12 g/dl. Metode: Penelitian ini adalah true experiment dengan Rancangan Acak Lengkap dengan pengulangan dua kali. Terdapat empat variasi penambahan buah bit pada es krim buah bit yaitu 0%, 15%, 30%, dan 45%. Kadar zat besi dianalisis menggunakan One Way Anova dilanjutkan uji LSD sebagai post Hoc Test. Hasil Penelitian: Kadar zat besi rata – rata pada es krim buah bit variasi 0% yaitu 1,127 mg; 15% yaitu 1,867 mg; 30% yaitu 2,532 mg; dan 45% yaitu 3,219 mg. Variasi penambahan buah bit memiliki perbedaan yang jelas terhadap kadar zat besi (p-value = 0,000). Ada pengaruh variasi penambahan buah bit terhadap kadar zat besi pada es krim buah bit.


References


Babarykin, D., Smirnova, G., Pundinsh, I., Vasiljeva, S., Krumina, G., & Agejchenko, V., (2019). Red Beet (Beta vulgaris) Impact on Human Health. Journal of Biosciences and Medicine, 7, 61–79.

Fajri, N., Hidayat, F., & Juliani, J., (2018) Pengaruh Penambahan Pasta Umbi Bit Merah (Beta Vulgaris L.) Dan Lama Fermentasi Terhadap Organoleptik Donat. Jurnal Agriovet.

Harris, J. R., Smith, L. P., & Reynolds, S. E. (2017). The role of dietary non-heme iron in addressing iron deficiency in developing countries. Nutrition Reviews, 75(6)

Kemenkes RI, 2013-2014. Prevalensi anemia di Indonesia.

Norsiah, W., (2015) Perbedaan Kadar Hemoglobin Metode Sainmethemoglobin Dengan dan Tanpa Cetrifugegasi. Medical Laboratory Technology Journal, 1 (2),pp.72-83

Riskesdas, (2018) (RISKESDAS. Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI Tahun 2018)

Semba, R. D., & Tielsch, J. M. (2018). Iron deficiency and the risk of poor health outcomes in children and adults. The Journal of Nutrition, 148(6), 861-870.

Sherwood, L., (2017). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC.

Thomas, D., Chandra, J., Sharma, S., Jain, A., & Pemde, H, K., (2015). Determinants of nutritional anemia in adolescents. Indian pediatrics, 52,10,867-869.

Utama, F., Rahmiwati, A., Arinda, D,A., (2020). Prevalence of Anaemia andIts Risk Factors Among Adolescent Girls. Advanced in Health Sciences Research,461-463.

Widyaningrum, M. L., & Suhartiningsih. (2014). Pengaruh Penambahan Puree Bit (Beta vulgaris) terhadap Sifat Organoleptik Kerupuk. E-Journal Boga, 3(1), 233–238.

Zhou, X., Li, J., & Zhang, Y. (2019). The nutritional composition and health benefits of beetroot: A review. Journal of Food Science, 84(8), 2309-2316.




DOI: https://doi.org/10.30602/pnj.v8i1.1687

Article Metrics

Abstract views : 7|

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2025 Pontianak Nutrition Journal (PNJ)

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Web Analytics