HUBUNGAN KETERSEDIAAN BAHAN PANGAN, PRAKTIK PEMBERIAN MAKANAN, HYGIENE SANITASI LINGKUNGAN DAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP STUNTING

Didik Hariyadi, Martinus Ginting, Martinus Ginting, Rezza Dewintha, Rezza Dewintha, Dahliansyah Dahliansyah, Dahliansyah Dahliansyah

Abstract


Sambas merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat memiliki berbagai masalah kesehatan, salah satunya terjadinya stunting pada balita. Penyebab stunting menurut hasil evaluasi program Kemeterian Kesehatan adalah praktek pengasuhan yang kurang baik, masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante Natal Care (pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan) Post Natal Care dan pembelajaran dini yang berkualitas, masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi, dan kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi. Tujuan penelitian mengetahui hubungan ketersediaan bahan pangan, praktik pemberian makanan, hygiene sanitasi lingkungan dan asi eksklusif terhadap kejadian stunting di wilayah perbatasan dan kepulauan kabupaten sambas. Metode penelitian studi case control, populasi adalah balita usia 24-59 bulan dan sampel sebanyak 200 orang. Lokasi penelitian di kabupaten Sambas. Hasil penelitian tidak ada hubungan yang bermakna (p≥0,05) antara IMD dengan kejadian stunting di wilayah dataran tinggi, sedangkan wilayah pesisir terdapat hubungan yang bermakna (p≤0,05). tidak ada hubungan yang bermakna (p≥0,05) antara praktik pemberian ASI dengan kejadian stunting baik di wilayah dataran tinggi maupun di wilayah  pesisir. tidak ada hubungan yang bermakna (p≥0,05) antara praktik pemberian makan dengan kejadian stunting baik di wilayah dataran tinggi maupun di wilayah  pesisir. Kesimpulan Tidak ada hubungan antara IMD, ASI ekskluif dan Praktik Pemberian makanan dengan kejadian stunting baik di wilayah dataran tinggi maupun di wilayah  pesisir.

Keywords


Letak Wilayah; Stunting; Sosial Budaya Makanan

Full Text:

PDF

References


TNP2K, 100 Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting), Cetakan 1. Jakarta, 2017.

Kemenkes RI, “Standar Antropometri Anak,†Standar Antropometri Anak, vol. 21, no. 1, pp. 1–9, 2020, doi: 10.1016/j.solener.2019.02.027.

E. Fitriahadi, “Hubungan tinggi badan ibu dengan kejadian stunting pada balita usia 24 -59 bulan,†J. Kebidanan dan Keperawatan Aisyiyah, vol. 14, no. 1, pp. 15–24, 2018, doi: 10.31101/jkk.545.

E. L. Achadi, “Periode Kritis 1000 Hari Pertama Kehidupan dan Dampak Jangka Panjang terhadap Kesehatan dan Fungsinya,†Kursus Penyegar Ilmu Gizi, no. November, 2014.

MCA Indonesia, “Stunting dan Masa Depan Indonesia,†Millenn. Chall. Acc. - Indones., vol. 2010, pp. 2–5, 2013.

Kemenkes RI, “Hasil Utama Riskesdas 2018,†2018.

WHO, “Global Nutrition Targets 2025: Stunting policy brief,†World Heal. Assem., no. 9, 2014, doi: 10.1016/j.ehb.2005.05.005.

TNP2K, “Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting),†J. Mater. Process. Technol., vol. 1, no. 1, pp. 1–8, 2018.

D. J. Millward, “Nutrition, infection and stunting: The roles of deficiencies of individual nutrients and foods, and of inflammation, as determinants of reduced linear growth of children,†Nutr. Res. Rev., vol. 30, no. 1, pp. 50–72, 2017, doi: 10.1017/S0954422416000238.

A. G. Khamis, A. W. Mwanri, J. E. Ntwenya, and K. Kreppel, “The influence of dietary diversity on the nutritional status of children between 6 and 23 months of age in Tanzania,†BMC Pediatr., vol. 19, no. 1, pp. 1–9, 2019, doi: 10.1186/s12887-019-1897-5.

F. X. Dako, R. H. Purwanto, L. R. W. Faida, and S. S. Sumardi, “Tipologi Pola Konsumsi Pangan Untuk Menjaga Ketahanan Pangan Masyarakat Sekitar Kawasan Hutan Lindung Mutis Timau KPH Kabupaten Timor Tengah Selatan,†J. Ketahanan Nas., vol. 25, no. 1, p. 92, 2019, doi: 10.22146/jkn.39544.

J. Walrod et al., “Community factors associated with stunting, overweight and food insecurity: A community-based mixed-method study in four Andean indigenous communities in Ecuador,†BMJ Open, vol. 8, no. 7, pp. 1–11, 2018, doi: 10.1136/bmjopen-2017-020760.

S. Boulom, D. R. Essink, M. H. Kang, S. Kounnavong, and J. E. W. Broerse, “Factors associated with child malnutrition in mountainous ethnic minority communities in Lao PDR,†Glob. Health Action, vol. 13, no. sup2, 2020, doi: 10.1080/16549716.2020.1785736.

D. D. Weatherspoon, S. Miller, J. C. Ngabitsinze, L. J. Weatherspoon, and J. F. Oehmke, “Stunting, food security, markets and food policy in Rwanda,†BMC Public Health, vol. 19, no. 1, pp. 1–13, 2019, doi: 10.1186/s12889-019-7208-0.

A. K. Farmery et al., “Aquatic foods and nutrition in the pacific,†Nutrients, vol. 12, no. 12, pp. 1–22, 2020, doi: 10.3390/nu12123705.

K. E. Charlton et al., “Fish, food security and health in Pacific Island countries and territories: A systematic literature review,†BMC Public Health, vol. 16, no. 1, 2016, doi: 10.1186/s12889-016-2953-9.

Kemenkokesra, “Kerangka Kebijakan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 HPK),†p. 71, 2013.

Kemenkes RI, Sanitasi total berbasis masyarakat. Jakarta, 2018.

B. Adriani, M., & Wirjatmadi, Gizi dan Kesehatan Balita Peranan Micro Zinc pada Pertumbuhan . Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014.

G. R. Damayanti, N. O. Wardani, M. Zannah, and C. Putri, “Pemicuan STBM pilar CTPS pada masyarakat di Dusun Pringgolayan,†vol. 4, no. 2, pp. 211–218, 2020.

F. Hafid and A. R. Thaha, “Faktor Risiko Stunting Usia 6-23 Bulan di Kecamatan Bontoramba Kabupaten Jeneponto,†no. September, pp. 139–146, 2015.

T. Tinggal et al., “Unnes Journal of Public Health,†vol. 4, no. 2, pp. 108–116, 2015.

E. S. M. Ali Khomsan, Faisal Anwar, Dadang Sukandar, Hadi Riyadi, “Studi tentang pengetahuan gizi ibu dan kebiasaan makan pada rumah tangga di daerah dataran tinggi dan pantai (,†vol. 1, no. 1, pp. 23–28, 2006.

L. Fitria, P. Wahjudi, and D. M. Wati, “Pemetaan Tingkat Kerentanan Daerah terhadap Penyakit Menular ( TB Paru , DBD , dan Diare ) di Kabupaten Lumajang Tahun 2012 ( Mapping of District Vulnerability on Communicable Diseases ( Pulmonary TB , DHF , and Diarrhea ) in Lumajang 2012 ),†vol. 2, no. 3, pp. 460–467, 2014.

A. R. Leo et al., “Faktor Risiko Stunting Pada Anak Usia 2-5 Tahun Di Wilayah Gunung Dan Pesisir Pantai Risk Factors of Stunting among Children Aged 2-5 Years in Ridge And Coastal kerja Puskesmas Oelbiteno Kecamatan,†vol. 2, 2018.

M. A. Serrat, “Environmental temperature impact on bone and cartilage growth,†Compr. Physiol., vol. 4, no. 2, pp. 621–655, 2014, doi: 10.1002/cphy.c130023.

A. Prevalensi, K. Kampung, B. Kecamatan, L. Begalung, K. Stunting, and K. Stunting, “Faktor Risiko Penyebab Terjadinya Stunting Pada Balita Umur 12-59 Bulan Di Kelurahan Kampung Baru Kec . Lubuk Begalung Tahun 2015 Risk Factors Cause the Stunting of Age 12-59 Months in Kampung Baru Kec . Lubuk Begalung in 2015 Erni Maywita Dosen Tetap Fak,†vol. 3, no. 1, pp. 56–65, 2015.

N. K. Aryastami, “Kajian Kebijakan dan Penanggulangan Masalah Gizi Stunting di Indonesia,†Bul. Penelit. Kesehat., vol. 45, no. 4, pp. 233–240, 2017, doi: 10.22435/bpk.v45i4.7465.233-240.

Z. A. Bhutta et al., “How countries can reduce child stunting at scale: Lessons from exemplar countries,†Am. J. Clin. Nutr., vol. 112, p. 894S–904S, 2020, doi: 10.1093/ajcn/nqaa153.




DOI: https://doi.org/10.30602/pnj.v6i1.1144

Article Metrics

Abstract views : 492| PDF views : 90

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Pontianak Nutrition Journal (PNJ)

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Web Analytics