Jurnal Sanitarian Khatulistiwa
https://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/SJK
<p><strong>Jurnal Sanitarian Khatulistiwa</strong> is a research journal containing research results in the field of <strong>Water Sanitation, Land Sanitation, Waste Management, Vectors and Pests Control, Food and Beverage Sanitation, Occupational Health and Safety, and Environmental Health Epidemiology</strong> and other related disciplines published by the Department of Enviromental Health Poltekkes Kemenkes Pontianak. This journal was first published in 2015 and continued until 2017 with ISSN <a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&1290750890&1&&" target="_blank">2087-6394</a>. Then it is discontinued for three years. In 2021 this journal will published again. The frequency of issue every 6 months that is january and July and already indexed by <a href="https://scholar.google.co.id/citations?user=JsDM3oYAAAAJ&hl=id&authuser=1" target="_blank">Google Scholar.</a></p><p><a title="1 " href="/index.php/SJK" target="_blank"><strong>The aim of Jurnal Sanitarian Khatulistiwa</strong></a> is to disseminate the conceptual thoughts or ideas and research results that have been achieved in the area of enviromental health. Every article that goes to the editorial staff will be selected through <strong>Initial Review processes</strong> by Editorial Board. Then, the articles will be sent to the Mitra Bebestari/ peer reviewer and will go to the next selection by <strong>Double Blind Preview Process</strong>. After that, the articles will be returned to the authors to revise. These processes take a month for a maximum time. In the each manuscript, Mitra Bebestari/ peer reviewer will be rated from the substantial and technical aspects. Final decision of articles acceptance will be made by Editors according to Reviewers comments. Mitra Bebestari/ peer reviewer that collaboration with Sanitarian Jurnal Kesehatan is the experts in the enviromental health area and issues around it.</p><p><strong>Please read these guidelines carefully</strong>. Authors who want to submit their manuscript to the editorial office of Sanitarian Jurnal Kesehatan should obey the writing guidelines. If the manuscript submitted is not appropriate with the guidelines or written in a different format, it <strong>will BE REJECTED</strong> by the editors before further reviewed. The editors will only accept the manuscripts which meet the assigned format.</p><p align="justify"> </p>en-USJurnal Sanitarian Khatulistiwa2087-6394Rancang Bangun Instalasi Pengolahan Air Limbah Klinik Nada Medika Pal V Pontianak
https://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/SJK/article/view/523
<p><strong>Abstrak: Rancang Bangun Instalasi Pengolahan Air Limbah Klinik Nada Medika Pal V Pontianak. </strong>Penelitian ini bertujuan merancang bangun instalasi pengolahan limbah cair dengan sistem <em>biofilter anaerob-aerob </em>menggunakan media sarang tawon di Klinik Nada Medika Pal V Pontianak. Penelitian ini bersifat observasional dengan pendekatan deskriptif yaitu merancang bangun IPAL Klinik Nada Medika Pal V Pontianak yang sesuai standar pengolahan air limbah. Metode yang digunakan yaitu studi literatur dan pengumpulan data sekunder. Kegiatan Klinik Nada Medika Pal V Pontianak menghasilkan debit air limbah sebesar 0,41 m<sup>3</sup>/jam sehingga didapat perhitungan dimensi tiap bak pengolahan antara lain: bak penangkap lemak (0,8 m<sup>3</sup>), bak pengendap awal (1,3 m<sup>3</sup>), bak anaerob (1,7 m<sup>3</sup>), bak aerob (1,7 m<sup>3</sup>), bak pengendap akhir (1,3 m<sup>3</sup>), bak khlorin (0,08 m<sup>3</sup>) dengan total volume sebesar 6,88 m<sup>3</sup> dan luas lahan yang diperlukan 10,56 m<sup>2</sup> serta total biaya yang dibutuhkan Rp 49.246.767,49. Kesimpulan dari hasil penelitian yaitu telah dibangun Instalasi Pengolahan Air Limbah Klinik Nada Medika Pal V Pontianak, sehingga dapat dimanfaatkan dan disarankan untuk dirawat sebaik mungkin.</p><p><strong>Abstract: The Design </strong><strong>of </strong><strong>Waste Water Treatment Plant </strong><strong>i</strong><strong>n Nada Medika Clinic Pal V Pontianak.</strong>This research was aim to design a waste water treatment plant with anaerobic-aerobic biofilter system by using honeycomb biofilter in Nada Medika Clinic Pal V Pontianak. This research was an observational study with descriptive approach to design waste water treatment plant in Nada Medika Clinic Pal V Pontianak according to the standards of wastewater treatment. The methode used by literature study and secondary data collection. Generally, Nada Medika Clinic produce 0,41 m<sup>3</sup>/h of waterwaste. So, it can be calculated the amount of containers are needed, which consist of grease trap container (0,8 m<sup>3</sup>), early sedimentation (1,3 m<sup>3</sup>), anaerob container (1,7 m<sup>3</sup>), aerob container (1,7 m<sup>3</sup>), final sedimentation (1,3 m<sup>3</sup>) and chlorin container (0,08 m<sup>3</sup>) with total volume 6,88 m<sup>3</sup> and required 10,56 m<sup>2</sup> of land and the total cost is Rp 49.246.767,49. The conclusion of the study is the management`s instalation of wastewater treatment in Nada Medika`S Clinic has been already, so it can be used wisely and can be treated as good as possible.<strong></strong></p><p> </p>Mulyono mulyonoHajimi HajimiTaufik Anwar
Copyright (c) 2020 Sanitarian Jurnal Kesehatan
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2020-03-262020-03-267114Studi Sanitasi dan Densitas Bakteri, Kapang dan Khamir pada Dapur Kapal Penumpang Tujuan Luar Kalimantan Barat yang Merapat Di Pelabuhan Dwikora Pontianak Tahun 2014
https://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/SJK/article/view/524
<p><strong>Abstrak. Studi Sanitasi dan Densitas Bakteri, Kapang dan Khamir pada Dapur Kapal Penumpang Tujuan Luar Kalimantan Barat yang Merapat di Pelabuhan Dwikora Pontianak</strong><strong> </strong><strong>Tahun 2014.</strong> Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keadaan sanitasi dan densitas bakteri, kapang dan khamir di dapur kapal penumpang tujuan luar Kalimantan Barat yang merapat di Pelabuhan Dwikora Pontianak. Penelitian ini bersifat <em>cross sectional</em> dengan jenis rancangan penelitian deskriptif yang bersifat observasional dengan menggunakan lembar observasi dan melakukan uji laboratorium. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa dua kapal memiliki sanitasi dapur dengan kategori baik dan satu kapal memiliki sanitasi dapur dengan kategori buruk. Dari hasil pemeriksaan densitas bakteri diketahui bahwa satu dari dua dapur kapal memiliki densitas bakteri melebihi nilai ambang batas (NAB) yaitu 700 koloni/m<sup>3</sup>. Sementara itu, dari hasil pemeriksaan densitas kapang dan khamir diketahui bahwa semua dapur kapal masih dibawah NAB. Disarankan kepada pengelola kapal untuk meningkatkan kegiatan membersihkan dapur. Memperbaiki atau melapisi dinding dan langit-langit dapur yang tidak rata akibat korosi. Mengkondisikan pertukaran udara di dapur. Menjaga kebersihan saringan udara pada AC. Selain itu, lampu di dapur kapal juga sebaiknya diganti.</p><p><strong><br /></strong></p><p><strong>Abstract. </strong><strong>Study of </strong><strong>Sanitation and Bacteria</strong><strong> Density</strong><strong>, Mold and Yeastin The Kitchen of Passenger Ships Outside West Kalimantan Which Docked at Port of Dwikora Pontianak 2014. </strong>The purpose of this study was to determine the state of sanitation and the density of bacteria, molds and yeasts in the kitchen passenger ships outside West Kalimantan which docked at the Port of Dwikora Pontianak. This study is a cross sectional descriptive study design types observational using the observation sheet and perform laboratory tests. Based on the observation that the two ships are known to have sanitary kitchen with good category and the vessel has a kitchen with a category of poor sanitation. From the results of the density of bacteria is known that one of the two galley has a bacterial density exceeds the threshold value which is 700 colonies / m<sup>3</sup>. Meanwhile, from the results of the density of molds and yeasts in mind that all of the galley is below treshold value. Suggested for ship management to improve the activity to clean the kitchen.Repair or lining the walls and ceiling kitchen uneven due to corrosion. Exchange of air conditioning in the kitchen. Maintain cleanliness of the air filter on the air conditioner. In addition, the light in the galley should also be replaced.</p>Rachmat Dwi Cahyo MaulanaNurul AmaliyahSusilawati Susilawati
Copyright (c) 2020 Sanitarian Jurnal Kesehatan
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2020-03-262020-03-2671511Hubungan antara Vibrasi (Getaran) dengan Sensitivitas Pengemudi Truk Crude Palm Oil (Cpo) Di PT. Perkebunan Nusantara XIII Parindu Kabupaten Sanggau
https://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/SJK/article/view/525
<p><strong>Abstrak. </strong><strong>H</strong><strong>ubungan </strong><strong>antara Vibrasi (Getaran) </strong><strong>d</strong><strong>engan Sensitivitas Pengemudi Truk <em>Crude Palm Oil</em> (C</strong><strong>PO</strong><strong>) </strong><strong>d</strong><strong>i P</strong><strong>T</strong><strong>. Perkebunan Nusantara X</strong><strong>III</strong><strong> Parindu Kabupaten Sanggau</strong><strong>. </strong>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara getaran dengan sensitivitas pengemudi Truk CPO di PT. Perkebunan Nusantara XIII Parindu Kab. Sanggau. Jenis penelitian Analitik Observasional dengan pendekatan <em>Cross Sectional</em>. Dalam penelitian ini jumlah sampel 60 orang. Pengujian data dengan uji statistik <em>Chi-Square.</em> Hasil penelitian hubungan antara getaran dengan sensitivitas pengemudi Truk CPO di PT. Perkebunan Nusantara XIII Parindu Kab. Sanggau menunjukan bahwa ada hubungan antara getaran dengan sensitivitas (p = 0,003); ada hubungan antara umur dengan sensitivitas (p = 0,004); ada hubungan antara lama kerja dengan sensitivitas (p = 0,017) dan ada hubungan antara masa kerja dengan sensitivitas (p = 0,000). Disarankan kepada pengemudi untuk selalu merawat mesin kendaraan dan memberikan pelumas pada mesin, memberi bantalan busa pada stir kemudi, mengubah metode kerja untuk sesekali istirahat pendek minimal 2 menit setiap 30 menit), dan menggunakan sarung tangan yang dilengkapi peredam getar (busa).</p><p><strong> </strong></p><p><strong>Abstract. Relations Between Vibration (Vibration) with Sensitivity Teamster Crude Palm Oil (CPO ) at PT. </strong><strong>Perkebunan Nusantara</strong><strong> XIII Parindu Kabupaten Sanggau.</strong> This research is aimed to analyze the corelation between the vibration and the sensitivity of CPO truck driver in PT. Perkebunan Nusantara XIII Parindu Kab. Sanggau. This research is an Observasional Analytic with Cross Sectional approach. The sample of this research are 60 employees.The Data are tested by using Chi-Square statistic test. The results of the research of correlation between vibration and sensitivity of CPO truck drivers in PT. Perkebunan Nusantara XIII Parindu kab. Sanggau show that there is a correlation between vibration and sensitivity (p = 0,003); there is correlation between age and sensitivity (p= 0,004); there is correlation between the worktime and sensitivity (p= 0,017) and there is correlation between work period/phase and sensitivity (p = 0,000). It is better for all drivers to always to take a good care of the condition of vehicles machine, to give lubricant to machine, to give some soft bolster on the steering wheel, to change work method into taking short breaktime at least two minutes in every 30 minutes, and to wear a glove with a device to reduce vibration (soft material).</p><p> </p><p> </p>Irma MagdalenaKhayan KhayanPaulina Paulina
Copyright (c) 2020 Sanitarian Jurnal Kesehatan
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2020-03-262020-03-26711218Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Membuang Sampah Siswa-Siswi SD Negeri 09 Kelurahan Parit Mayor Kecamatan Pontianak Timur Tahun 2014
https://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/SJK/article/view/526
<p><strong>Abstr</strong><strong>ak</strong><strong>. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Membuang Sampah Siswa-Siswi SD Negeri 09 Kelurahan Parit Mayor Kecamatan Pontianak Timur Tahun 2014.</strong><strong> </strong>Penelitian dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku membuang sampah siswa/siswi yang berada di sekitaran kawasan SDN 09 Kel. Parit Mayor Kec. Pontianak Timur. Penelitian ini bersifat observasional dengan jenis rancangan penelitian analitik. Survei tersebut dimaksudkan untuk memperoleh data dari siswa-siswi baik data primer yaitu dari wawancara kuesioner maupun data sekunder yaitu data UKS. Tipe penelitian <em>cross sectional </em>untuk mengetahui hubungan antara dua variable bebas (pengetahuan, sikap) dan variable terikat (perilaku membuang sampah). Hasil uji statistik dengan menggunakan uji <em>chi-square </em>menunjukan bahwa tidak ada hubungan faktor pengetahuan terhadap perilaku membuang sampah dengan nilai <em>p value</em> = 1,000 (<em>p</em><em> </em>≥ 0,05). Faktor sikap terhadap perilaku menunjukkan tidak ada hubungan dengan nilai <em>p value= </em>1,000 (<em>p</em><em> </em>≥ 0,05). Bagi siswa/siswi SDN 09 Kelurahan Parit Mayor Kec. Pontianak timur dalam hal perilaku membuang sampah harus lebih ditingkatkan dan pihak sekolah harus memperbanyak sarana tempat sampah.</p><p><strong> </strong></p><p><strong>Abstract. Factors Influence of Waste Disposal Behaviour to the Students of SDN 09 </strong><strong>Kelurahan </strong><strong>Parit Mayor </strong><strong>Kecamatan </strong><strong>East Pontianak 2014.</strong> The study was conducted to determine the factors that influence behavior of littering students who is in the area of SDN 09 Ex Area. Major trench district. East Pontianak. This study is observational analytic study design types. The survey was intended to obtain data from students both primary data from questionnaires interviews and secondary data is data UKS. Type of cross-sectional study to determine the relationship between two independent variable (knowledge, attitude) and the dependent variable (the behavior of littering). Results of statistical test using chi-square test showed that there was no correlation between knowledge of the behavior of littering with p value = 1.000 (p≥0,05). Attitudes toward behavioral factors showed no association with p value = 1.000 (p ≥ 0,05). For students of SDN 09 Village Ditch Mayor district. Pontianak east in terms of the behavior of littering should be further improved and the school must multiply the means trash.</p>Fitrah AsaSuharno SuharnoMoh. Adib
Copyright (c) 2020 Sanitarian Jurnal Kesehatan
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2020-03-262020-03-26711925Study Kesiapan SD/MI Untuk Melakukan Pembudayaan Sedini Mungkin PHBS Di Pontianak Timur Tahun 2014
https://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/SJK/article/view/527
<h1 style="margin: 0cm; margin-bottom: .0001pt; text-align: justify; line-height: normal;"><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif';" lang="X-NONE">A</span><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif'; mso-ansi-language: IN;">bstrak:</span><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif';" lang="X-NONE"> Study Kesiapan SD/MI Untuk Melakukan Pembudayaan Sedini Mungkin P</span><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif'; mso-ansi-language: EN-US;" lang="EN-US">HBS</span><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif';" lang="X-NONE"> Di Pontianak Timur Tahun 2014</span><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif'; mso-ansi-language: IN;">. </span><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif'; font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;" lang="X-NONE">Perilaku Hidup bersih sehat (PHBS) merupakan karakter masyarakat yang diharapkan dalam pendidikan kesehatan.</span><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif'; font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;" lang="X-NONE">Karakter masyarakat ini bisa dicapai dengan pembudayaan PHBS sedini mungkin.</span><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif'; font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;" lang="X-NONE">Evaluasi kesiapan kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan advokasi dan sosialisasi melalui evaluasi bersama mempergunakan metode hanlon seluruh sector yang terkait.</span><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif'; font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;" lang="X-NONE">Evaluasi dilakukan dengan melihat nilai prioritas dasar (NPD) yang didasarkan pada : (1) Besar masalah, (2) Kegawatan, dan (3) Kemudahan penanggulangan. Nilai prioritas total (NPT) didasarkan pada pengkalian antara NPD dengan Nilai fa</span><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif'; mso-ansi-language: EN-US; font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;" lang="EN-US">k</span><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif'; font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;" lang="X-NONE">tor PEARL.</span><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif'; font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;" lang="X-NONE">Hasil penilaian menunjukan skala priotias (1). PHBS warga Sekolah dengan NPT = 17,80, (2). Penanggulangan masalah gigi NPT = 16,69 (3). Penanggulangan DBD NPT = 16,02, (4). Penanggulangan kecacingan NPT = 15,47, (5). Penanggulangan masalah gizi NPT = 15,27, (6). Penanggulangan Diare NPT = 14,77. Pembudayaan sedini mungkin dapat dijadikan alternative terbaik pemecahan masalah. Selain menyelesaikan seluruh masalah yang ada di sekolah juga mempunyai dampak jangka panjang untuk kehidupan dimasa mendatang.</span></h1><p><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif'; font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;" lang="X-NONE"><br /></span></p><p><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif'; font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;" lang="X-NONE"><strong><span style="font-size: 11pt; line-height: 107%;" lang="EN">Abstract: </span><span style="font-size: 11pt; line-height: 107%;" lang="EN-US">Study Readiness SD/MI to Perform Civilizing Early as Possible PHBs 2014 in East Pontianak.</span></strong><span style="font-size: 11pt; line-height: 107%;" lang="EN-US"> Clean healthy Lifestyle (PHBs) is a community of characters expected in health education. The character of this society can be achieved by the civilizing PHBS as early as possible. Evaluation of the readiness of these activities can be carried out with the advocacy and dissemination through joint evaluation using methods Hanlon entire sector concerned. Evaluation is done by looking at the value of the basic priorities (NPD), which is based on: (1) Big problem, (2) gravity, and (3) Ease of countermeasures. Total priority value (NPT) is based on multiplying the NPD factor Rated PEARL. Results of the assessment showed priotias scale (1). PHBs citizens Schools with NPT = 17.80, (2). Prevention of dental problems NPT = 16.69 (3). DHF prevention NPT = 16.02, (4). Countermeasures kecacingan NPT = 15.47, (5). Combating the problem of nutrition NPT = 15.27, (6). Diarrhoea prevention NPT = 14.77. Cultivation as early as possible can be used as the best alternative solutions to problems. In addition to completing the entire problems in the school also has a long-term impact on the future life.</span></span></p><h1 style="margin: 0cm; margin-bottom: .0001pt; text-align: justify; line-height: normal;"><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif';" lang="X-NONE">A</span><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif'; mso-ansi-language: IN;">bstrak:</span><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif';" lang="X-NONE"> Study Kesiapan SD/MI Untuk Melakukan Pembudayaan Sedini Mungkin P</span><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif'; mso-ansi-language: EN-US;" lang="EN-US">HBS</span><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif';" lang="X-NONE"> Di Pontianak Timur Tahun 2014</span><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif'; mso-ansi-language: IN;">. </span><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif'; font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;" lang="X-NONE">Perilaku Hidup bersih sehat (PHBS) merupakan karakter masyarakat yang diharapkan dalam pendidikan kesehatan.</span><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif'; font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;" lang="X-NONE">Karakter masyarakat ini bisa dicapai dengan pembudayaan PHBS sedini mungkin.</span><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif'; font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;" lang="X-NONE">Evaluasi kesiapan kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan advokasi dan sosialisasi melalui evaluasi bersama mempergunakan metode hanlon seluruh sector yang terkait.</span><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif'; font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;" lang="X-NONE">Evaluasi dilakukan dengan melihat nilai prioritas dasar (NPD) yang didasarkan pada : (1) Besar masalah, (2) Kegawatan, dan (3) Kemudahan penanggulangan. Nilai prioritas total (NPT) didasarkan pada pengkalian antara NPD dengan Nilai fa</span><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif'; mso-ansi-language: EN-US; font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;" lang="EN-US">k</span><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif'; font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;" lang="X-NONE">tor PEARL.</span><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif'; font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;" lang="X-NONE">Hasil penilaian menunjukan skala priotias (1). PHBS warga<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Sekolah dengan NPT = 17,80, (2). Penanggulangan masalah gigi NPT = 16,69 (3). Penanggulangan DBD NPT = 16,02, (4). Penanggulangan kecacingan NPT = 15,47, (5). Penanggulangan masalah gizi NPT = 15,27, (6). Penanggulangan Diare NPT = 14,77. Pembudayaan sedini mungkin dapat dijadikan alternative terbaik pemecahan masalah. Selain menyelesaikan seluruh masalah yang ada di sekolah juga mempunyai dampak jangka panjang untuk kehidupan dimasa mendatang.</span></h1><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; text-align: justify; line-height: normal;"><span style="font-family: 'Times New Roman','serif';" lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; text-align: justify; line-height: normal;"><strong style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: 'Times New Roman','serif';" lang="EN-US">Kata </span></strong><strong style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: 'Times New Roman','serif'; mso-ansi-language: IN;">K</span></strong><strong style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: 'Times New Roman','serif';" lang="EN-US">unci : </span></strong><span style="font-family: 'Times New Roman','serif';" lang="EN-US">pendidikan karakter, nilai proritas dasar, nilai prioritas total.<a name="_Toc410626363"></a><a name="_Toc238552306"></a><a name="_Toc233669175"></a><a name="_Toc214171060"></a><a name="_Toc254612037"></a><a name="_Toc218124750"></a><a name="_Toc218122628"></a><a name="_Toc216047725"></a><a name="_Ref216047687"></a><a name="_Toc216047558"></a><a name="_Toc215962406"></a><a name="_Toc215959883"></a><a name="_Toc215712971"></a></span></p><pre style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif';"> </span></pre><pre style="text-align: justify;"><strong style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif'; mso-ansi-language: EN;" lang="EN">Abstract: </span></strong><strong style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif';">Study Readiness SD/MI </span></strong><strong style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif'; mso-ansi-language: EN-US;" lang="EN-US">t</span></strong><strong style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif';">o Perform Civilizing Early as </span></strong><strong style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif'; mso-ansi-language: EN-US;" lang="EN-US">P</span></strong><strong style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif';">ossible PHBs 2014</span></strong><strong style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif'; mso-ansi-language: EN-US;"> <span lang="EN-US">i</span></span></strong><strong style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif';">n East Pontianak.</span></strong><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif'; mso-ansi-language: EN-US;" lang="EN-US">C</span><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif';">lean healthy Lifestyle (PHBs) is a community of characters expected in health education. The character of this society can be achieved by the civilizing PHBS as early as possible. Evaluation of the readiness of these activities can be carried out with the advocacy and dissemination through joint evaluation using methods Hanlon entire sector concerned. Evaluation is done by looking at the value of the basic priorities (NPD), which is based on: (1) Big problem, (2) gravity, and (3) Ease of countermeasures. Total priority value (NPT) is based on multiplying the NPD factor Rated PEARL. Results of the assessment showed priotias scale (1). PHBs citizens Schools with NPT = 17.80, (2). Prevention of dental problems NPT = 16.69 (3). DHF prevention NPT = 16.02, (4). Countermeasures kecacingan NPT = 15.47, (5). Combating the problem of nutrition NPT = 15.27, (6). Diarrhoea prevention NPT = 14.77. Cultivation as early as possible can be used as the best alternative solutions to problems. In addition to completing the entire problems in the school also has a long-term impact on the future life.</span></pre><pre style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Times New Roman','serif'; mso-ansi-language: EN;" lang="EN"> </span></pre><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; text-align: justify; line-height: normal;"><strong style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: 'Times New Roman','serif'; mso-ansi-language: EN;" lang="EN">Keywords:</span></strong><span style="font-family: 'Times New Roman','serif'; mso-ansi-language: EN;" lang="EN"> education character, value priority basis, total priority value.</span></p>Bambang Supraptono
Copyright (c) 2020 Sanitarian Jurnal Kesehatan
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2020-03-262020-03-26712638Hubungan Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali (SGL) dengan Kejadian Diare pada Anak Balita Di Desa Seluas Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayangtahun 2014
https://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/SJK/article/view/528
<p><strong>Abstrak. Hubungan Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali (SGL) dengan Kejadian Diare pada Anak Balita di Desa Seluas Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang tahun 2014. </strong>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kualitas bakteriologis air sumur gali (SGL) dengan kejadian diare pada anak balita di Desa Seluas Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah <em>cross sectional, </em>untuk mengetahui hubungan kualitas bakteriologis air sumur gali (SGL) dengan kejadian diare pada anak balita di Desa Seluas Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang. Sampel penelitian berjumlah 91 orang dan dilakukan pemeriksaan air sumur gali yang terdapat pada rumah responden dengan pengambilan sampel secara <em>proporsional random sampling</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas bakteriologis air sumur gali, yaitu keberadaan total coliform tidak memenuhi syarat sebanyak 73,6 %, konstruksi sumur gali yang tidak memenuhi syarat sebanyak 67 %, kejadian diare pada balita yang pernah mengalami diare sebanyak 72,5 %. Terdapat hubungan antara kualitas bakteriologis air sumur gali (SGL) dengan kejadian diare pada anak balita (p=0,000).</p><p><strong>Abstract. The Relationship Between Bacteriological Quality of Well Water </strong><strong>(SGL) w</strong><strong>ith Incidence of Diarrhea </strong><strong>i</strong><strong>n Toddler Son </strong><strong>i</strong><strong>n Seluas Village </strong><strong>Kabupaten </strong><strong>Bengkayang 2014.</strong> This study aimed to analyze the correlation between the bacteriological quality of well water and the incidence of diarrhea in children under five in Seluas Village Kabupaten Bengkayang. This type of research used in this study was cross sectional, to determine the relationship of the bacteriological water quality of dug well (SGL) and the incidence of diarrhea in children under five Seluas Village Kabupaten Bengkayang. These samples included 91 people. And examination dug well water contained in the respondent's house with proportional sampling random sampling. The results showed that the bacteriological quality of water wells, namely the presence of total coliform does not qualify as much as 73.6%, the construction of wells that do not qualify as much as 67%, the incidence of diarrhea in infants who had experienced diarrhea as much as 72.5%. There is a relationship between the bacteriological quality of water wells (SGL) and the incidence of diarrhea in children under five (p = 0.000). </p><p> </p><p> </p><p> </p>Aisyah Nur AdhaAsmadi AsmadiTaufik Anwar
Copyright (c) 2020 Sanitarian Jurnal Kesehatan
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2020-03-262020-03-26713946Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian ISPA Pada Pekerja Penyapu Jalan Di Kota Pontianak
https://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/SJK/article/view/529
<p><strong>Abstrak. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Ispa pada Pekerja Penyapu Jalan Di Kota Pontianak. </strong>Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada petugas penyapu jalan di Kota Pontianak. Metodologi penelitian ini menggunakan desain Observasional dengan cara pendekatan <em>Cross sectional</em>. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah <em>simple random sampling</em>. Analisis data dilakukan secara Univariat dan Bivariat dengan uji <em>chi-square</em> dengan asymtop signifikansi kurang atau sama dengan 5% atau 0,05 (p ≤ 0,05). Hasil penelitian ini diperoleh variabel yang berhubungan dengan kejadian penyakit ISPA adalah Penggunaan Alat Pelindung Diri (p <em>value </em>0,023). Sedangkan Umur (p <em>value </em>0,535), Kebiasaan Merokok (p <em>value </em>0,888), dan Masa Kerja (p <em>value </em>0,149) tidak memiliki hubungan dengan Kejadian ISPA. Pengawasan kesehatan lingkungan dan pekerja, dan pemeriksaan kesehatan pekerja secara berkala, serta penyuluhan dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran semua pihak akan dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas bekerja sebagai penyapu jalan.</p><p><strong>Abstract. The Factors Related with Acute Respiratory Infection (ARI) Incedence Among Street Sweeper at Pontianak City. </strong>This research was aimed to analyze the factors related to the ARI incidence among street sweeper in Pontianak. This research was observational research design with cross sectional approach. The sampling technique were used simple random sampling. Univariat and bivariate data analyzed by using chi square with asymtop significance less than or equal to 5% or 0.05 (p ≤ 0,05). Result of the research showed that Personal Protective Equipment (p=0,023) associated significant with ARI. Age (p = 0.535), smoking habit (p = 0.888) associated significantly with ARI. While age (p = 0,535), smoking habit (p = 0,888), and work period (p=0,149) has no relationship with ARI incidence. Environmental and workers' health surveillance, and routine medical check up for worker, also counseling can be applied to increase all stakeholder knowledge and awareness with the impact of street sweeper activities.</p>Nurul SafitriAryanto PurnomoSunarsieh Sunarsieh
Copyright (c) 2020 Sanitarian Jurnal Kesehatan
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2020-03-262020-03-26714751Analisis Ketengikan Minyak Goreng Berdasarkan Variasi Penggorengan Pisang Goreng Di Kota Pontianak Tahun 2014
https://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/SJK/article/view/530
<p><strong>Abstrak. Analisis Ketengikan Minyak Goreng Berdasarkan Variasi Penggorengan Pisang Goreng di Kota Pontianak Tahun 2014. </strong>Tujuan penelitian ini untuk menganalisis ketengikan minyak goreng sebelum dan setelah penggorengan pisang goreng di kota Pontianak tahun 2014. Penelitian ini bersifat <em>Eksperiment Laboratory </em>dengan 3 kali pengulangan penggorengan dan diuji dengan metode idiometri. Dianalisis dengan keragaman satu arah (<em>One Way Analysis) </em>dengan uji lanjut LSD <em>(Least Significant Difference</em>). Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan ketengikan minyak goreng sebelum digunakan untuk menggoreng dengan 1 kali penggorengan dan ada perbedaan ketengikan minyak goreng sebelum digunakan untuk menggoreng dengan setelah dilakukan 3 kali dan 5 kali penggorengan. Rerata bilangan peroksida minyak goreng curah yang belum digunakan untuk menggoreng pisang goreng adalah 6,83 mek O<sub>2</sub>/kg. Rata-rata bilangan peroksida minyak goreng curah 1 kali penggorengan adalah 7,73 mek O<sub>2</sub>/kg. Rata-rata bilangan peroksida minyak goreng curah 3 kali penggorengan pisang goreng adalah 9,67 mek O<sub>2</sub>/kg. Dan Rata-rata bilangan peroksida minyak goreng curah 5 kali penggorengan pisang goreng adalah 11,11 mek O<sub>2</sub>/kg. Berdasarkan hasil uji laboratorium minyak goreng curah yang digunakan untuk menggoreng pisang goreng mengalami ketengikan setelah 5 kali penggorengan karena telah melebihi standar mutu minyak goreng Indonesia dalam SNI 3741-2013 yaitu 10 mek O<sub>2</sub>/kg. Â Hasil penelitian dengan menggunakan metode idiometri menunjukkan 5 kali penggorengan pisang goreng dengan minyak goreng curah telah mengalami ketengikan dan sebaiknya penggunaan minyak goreng curah dalam penggorengan sehari-hari tidak lebih dari 3 kali pengulangan penggorengan.</p><p><strong>Abstract. Analysis </strong><strong>of </strong><strong>Edible Oil </strong><strong>R</strong><strong>ancidity Based Frying Fried Banana Variation in Pontianak 2014. </strong>This research is an experiment Laboratory with 3 repetitions frying and tested by the method idiometri. Analyzed by one-way diversity (One Way Analysis) with a further test LSD (<em>Least Significant Difference</em>).The results using the method idiometri show 5 times frying pan fried bananas with cooking oil has been rancidity and should use cooking oil in a frying everyday no more than 3 times the repetition of frying. The results showed no difference rancidity cooking oil before use to fry the first time there is a difference rancidity frying and cooking oil before it is used for frying after 3 time and 5 times the frying pan. The mean number peroxide cooking oil that has not been used to fry fried banana is 6.83 meq O<sub>2</sub>/kg. The mean number peroxide cooking oil 1 frying time was 7.73 meq O<sub>2</sub>/kg. The mean number peroxide cooking oil 3 times a frying pan fried banana is 9.67 meq O<sub>2</sub>/kg. And Mean peroxide cooking oil 5 times frying pan fried bananas is 11.11 meq O<sub>2</sub>/kg. Based on the results of the laboratory tests used cooking oil for frying fried bananas experience rancidity after 5 times the frying because it has exceeded the quality standard of cooking oil Indonesia in ISO 3741-2013 which is 10 meq O<sub>2</sub>/kg. The purpose of this study to analyze rancidity cooking oil before and after frying bananas fried in Pontianak in 2014.</p>Chusnul KhotimahNurul AmaliyahSalbiah Salbiah
Copyright (c) 2020 Sanitarian Jurnal Kesehatan
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2020-03-262020-03-26715257Efektivitas Cascade Aerator dalam Menurunkan Kadar Chemical Oxygen Demand (COD) Pada Air Limbah Tahu Di Kota Pontianak Tahun 2014
https://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/SJK/article/view/531
<p><strong>Abstrak</strong><strong>. Efektivitas</strong><strong> </strong><strong><em>C</em></strong><strong><em>ascade Aerator</em></strong><strong> </strong><strong>d</strong><strong>alam Menurunkan Kadar </strong><strong><em>C</em></strong><strong><em>hemical Oxygen Demand</em></strong><strong> (C</strong><strong>OD</strong><strong>) </strong><strong>p</strong><strong>ada Air Limbah Tahu </strong><strong>d</strong><strong>i Kota Pontianak</strong><strong> Tahun 2014. </strong>Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektivitas <em>Cascade Aerator</em> dalam menurunkan kadar COD pada instalasi pengolahan air limbah tahu di Kota Pontianak. Penelitian ini bersifat eksperimen semu dengan rancangan penelitian <em>one group pre-test post-test design</em>. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi jumlah tangga <em>Cascade Aerator</em>, variabel terikat adalah kadar COD air limbah tahu dan variabel pengganggu adalah pH dan debit air limbah. Hasil penelitian kadar COD sebelum dilakukan aerasi, yaitu 2.236 mg/l. Kadar tersebut dapat diturunkan dengan <em>Cascade Aerator</em>. Pada tangga ke 14 kadar COD turun menjadi 391 mg/l, pada tangga ke 16 menjadi 334 mg/l, pada tangga ke 18 menjadi 286 mg/l dan pada tangga yang ke 20 menjadi 165 mg/l. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Variasi yang efektif pada <em>Cascade Aerator</em> untuk menurunkan kadar COD yang sesuai dengan baku mutu adalah dengan jumlah tangga sebanyak 18 tangga. Kadar COD pada <em>influent</em> adalah 2.236 mg/l, setelah melewati <em>Cascade Aerator</em> dengan variasi jumlah tangga sebanyak 18 tangga diperoleh hasil kadar COD pada <em>efluent</em> yaitu 286 mg/l yang hasil tersebut sudah memenuhi baku mutu dan aman bagi lingkungan.<strong> </strong></p><p><strong>Abstract. </strong><strong>The Effectiveness of Casade Aerator to Reduce Total of Chemical Oxygen Demand (COD) on Tofu </strong><strong>Wastewater in Pontianak 2014. </strong>The purpose of research is to determine the effectiveness of Cascade Aerator to reduce total of COD on tofu wastewater of waste water treatment instalation in Pontianak. This research was aquasi-experimental research without group pre-test post-test design. Independent variablein this researchis avariation number of ladder in CascadeAerator, the dependent variableis thetotal COD of tofu waste waterand the confounding variable were pH and waste water discharge. Results of this research show that total of COD prior toaeration, is 2,236mg/l. The level scan be lowered by CascadeAerator. In 14th ladder, total of COD dropped to 391 mg/l, 16th ladder 334 mg/l, 18th ladder dropped to 286 mg/l and 165 mg/l in 20th ladder. The conclusion of this research is the most effective number of ladder in cascade aerator is 18. Total of COD in iffluent is 2236 mg/l, after passes Aerator Cascade with variation period ladder stairs as much as 18 findings effluent COD is 286 mg/l the results of these findings already meet the standard of quality and safe environment.</p>Fitria HidayatiBambang PrayitnoYulia Yulia
Copyright (c) 2020 Sanitarian Jurnal Kesehatan
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2020-03-262020-03-26715861Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Rumah Bebas Jentik Aedes Aegypti Di Desa Kuala Dua Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya
https://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/SJK/article/view/532
<p><strong>Abstrak. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Rumah Bebas Jentik  <em>Aedes Aegypti </em> di Desa Kuala Dua Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. </strong>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor pengetahuan, sikap, perilaku, promosi kesehatan, dan <em>breeding place</em> dengan rumah bebas jentik <em>Aedes aegypti </em>di Desa Kuala Dua Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah <em>cross sectional</em>. Penelitian ini dilakukan di Desa Kuala Dua yang terdiri dari 64 RT dan 6 RW dengan jumlah sampel sebanyak 186 kepala keluarga dengan menggunakan metode <em>proporsional random sampling</em>. Hasil uji statistik <em>Chi-Square </em>menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan rumah bebas jentik <em>Aedes aegypti</em> di Desa Kuala Dua (p <em>Value </em>= 0,000), ada hubungan antara sikap dengan rumah bebas jentik <em>Aedes aegypti</em> di Desa Kuala Dua (p<em>Value </em>= 0,002), ada hubungan antara perilaku dengan rumah bebas jentik <em>Aedes aegypti</em> di Desa Kuala Dua (p<em>Value </em>= 0,000), ada hubungan antara promosi kesehatan dengan rumah bebas jentik <em>Aedes aegypti</em> di Desa Kuala Dua (p<em>Value</em>=0,015), ada hubungan antara <em>breeding place </em>dengan rumah bebas jentik <em>Aedes aegypti</em> di Desa Kuala Dua (p<em>Value </em>= 0,000).</p><p><strong>Abstract. Factors Related to House </strong><strong>Without </strong><strong><em>Aedes Aegypti </em></strong><strong>at </strong><strong>Larvae Kuala </strong><strong>Dua Village</strong><strong> Kecamatan </strong><strong>Sungai Raya,</strong><strong> Kabupaten</strong><strong> </strong><strong>Kubu</strong><strong> Raya </strong><strong>2014.</strong> This study aimed to determine the correlation between knowledge, attitudes, behaviors, health promotion, and breeding place with home without Aedes aegypti larvae in Kuala Dua Village Kecamatan Sungai RayaKabupaten Kubu Raya. This type of research used in this study was cross-sectional. This research was conducted in in Kuala Dua Village where consists of 64 RT and 6 RW with a total sample of 186 heads of households by using proportional random sampling method. Results of Chi-Square statistical test shows that there is a relationship between knowledge and the larvae of home without Aedes aegypti in Kuala Dua Village (p <em>Value</em> = 0.000), There is a relationship between attitudes to the larvae of Aedes aegypti-free home in the village of Kuala Dua (p<em>Value</em> = 0.002), There is a Relationship between the behavior of the larvae of Aedes aegypti-free home in the village of Kuala Dua (p<em>Value</em> = 0.000), There is a relationship between health promotion with free home Aedes aegypti larvae in the village of Kuala Dua (p<em>Value</em> = 0.015), There is a relationship between the breeding place of Aedes aegypti larvae-free home in Kuala Dua Village (p<em>Value</em> = 0.000).</p>Anton AntonIswono IswonoSusilawati Susilawati
Copyright (c) 2020 Sanitarian Jurnal Kesehatan
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2020-03-262020-03-26716268Pengaruh Penghijauan dalam Mereduksi Karbon Monoksida (Co) pada Daerah Traffic Light Di Kota Pontianak
https://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/SJK/article/view/533
<p><strong>Abstrak. Pengaruh Penghijauan dalam Mereduksi Karbon Monoksida (CO) pada Daerah <em>Traffic Light </em>di Kota Pontianak</strong>. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh keberadaan pohon dalam mereduksi karbon monoksida (CO) pada daerah <em>traffic light </em>di Kota Pontianak. Desain penelitian dilakukan secara observasional dengan pendekatan <em>Cross Sectional</em>. Objek dalam penelitian ini adalah udara ambien yang berasal dari daerah <em>traffic light</em> pada jalan nasional Kota Pontianak. Adapun banyaknya pengambilan sampel di sesuaikan jumlah <em>traffic light</em> pada jalan nasional di Kota Pontianak. Hasil analisis tidak ada pengaruh antara keberadaan pohon dengan kadar karbon monoksida (CO) di daerah <em>traffic light</em> kota Pontianak (p-<em>value</em> = 0.788 > 0,05)<em>.</em><em> </em>Hasil analisis menunjukan bahwa r = -0,360 (korelasi cukup) dengan p-<em>value</em> = 0,151 > 0,05 Ho diterima, jadi tidak ada pengaruh antara jumlah pohon dengan kadar karbon monoksida (CO).</p><p><strong>Abstract.The Effect of Reforestationin</strong><strong> </strong><strong>Reducing</strong><strong> </strong><strong>Carbon Monoxide</strong><strong> </strong><strong>(</strong><strong>CO) </strong><strong>atTraffic Light</strong><strong> </strong><strong>Area </strong><strong>in Pontianak</strong><strong>.</strong><strong> </strong>This research was aimed to analyze the effect of the presence of trees in reducing the carbon monoxide (CO) in the area of traffic light in Pontianak. Observational design of the study conducted with cross sectional approach. The object of this research was the ambient air that comes from the traffic light on the national road Pontianak.The number of sampling adjusted traffic light on a number of national roads in Pontianak. Results of the analysis no effect between the presence of trees to carbon monoxide ( CO ) in the town of Pontianak traffic light ( p - value = 0788 > 0.05 ). Results of the analysis showed that r = -0.360 (enough correlation) with p-value = 0.151 > 0.05 Ho is accepted, so there is no effect between the number of trees to carbon monoxide (CO).</p>Westi Ayu TifaniAryanto PurnomoHajimi Hajimi
Copyright (c) 2020 Sanitarian Jurnal Kesehatan
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2020-03-262020-03-26716973Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Keluarga Pasien dalam Membuang Sampah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Yarsi Tahun 2014
https://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/SJK/article/view/534
<p><strong>Abstrak: Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Keluarga Pasien dalam Membuang Sampah di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Yarsi Tahun 2014.</strong> Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku keluarga pasien dalam membuang sampah di ruang rawat inap Rumah Sakit Yarsi. Jumlah sampel yang digunakan adalah 57 sampel. Penelitian bersifat observasional dengan tipe penelitian <em>cross sectional </em>dengan melakukan pengujian terhadap hipotesis untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas (pengetahuan, sikap, sarana tempat sampah, perawat/petugas kesehatan, petugas <em>cleaning service</em>) dan variabel terikat (perilaku membuang sampah). Hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan pengetahuan, sikap, serta <em>cleaning service</em> dengan perilaku membuang sampah (<em>p value = 0,000</em>), petugas kesehatan dengan perilaku membuang sampah (<em>p value = 0,001</em>), sedangkan sarana tempat sampah tidak ada hubungan dengan perilaku membuang sampah (<em>p value </em>= 0,588). Dari 57 responden yang diteliti terdapat 37 responden yang berperilaku kurang dari cukup dalam membuang sampah. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga pasien masih kurang memahami dalam hal membuang sampah di ruang rawat inap Rumah Sakit Yarsi Kota Pontianak.</p><p><strong>Abstract: Factors Related With Family Behavior Patients in Disposal of Waste </strong><strong>i</strong><strong>n The Inpatient Unit Yarsi Hospital 2014.</strong> The purpose of this study was to determine the factors associated with the behavior of the patient's family in disposal of waste in the inpatient unit Yarsi Hospital. The samples used were 57 samples. An observational study with cross sectional study type with a test of hypothesis to determine the relationship between the two variables are independent variables (knowledge, attitude, means trash, nurses / health workers, cleaning service) and the dependent variable (the behavior of waste disposal). The results reveal that there is a relationship of knowledge, attitudes, and behaviors cleaning service to dispose waste<em>(p value = 0.000)</em>, health workers with littering behavior <em>(p value = 0.001)</em>, whereas no means trash littering behavior relationship <em>(p value = 0.588)</em>. From 57 respondents who studied there were 37 respondents who behave less than enough to take out the trash. Suggeststhat the majority of patients still do not understand the family in terms of throwing garbage in the inpatient unit Yarsi Hospital Pontianak.</p>Susanto SusantoSunarsieh SunarsiehKhayan Khayan
Copyright (c) 2020 Sanitarian Jurnal Kesehatan
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2020-03-262020-03-26717478Analisis Faktor Risiko Lingkungan Fisik terhadap Penyakit ISPA Di Ruangan Kantor PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Pontianak Tahun 2014
https://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/SJK/article/view/535
<p><strong>Abstrak. Analisis </strong><strong>Faktor Risiko Lingkungan Fisik Terhadap Penyakit Ispa </strong><strong>d</strong><strong>i Ruangan Kantor P</strong><strong>T</strong><strong>. Pelabuhan Indonesia I</strong><strong>I</strong><strong> (Persero)</strong><strong> </strong><strong>Cabang Pontianak Tahun 2014</strong><strong>. </strong>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko lingkungan fisik terhadap penyakit ISPA antara lain kelembaban, suhu, pencahayaan, kepadatan hunian, dan angka kuman di ruangan kantor PT. Pelabuhan Indonesia II (PERSERO) Cabang Pontianak. Jenis penelitian ini adalah observasi analitik dengan metode <em>cross sectional </em>yang melakukan pengujian terhadap hipotesis. Jenis uji yang digunakan adalah <em>chi-square</em> dengan α = 0,05. Populasi ruangan kantor sebanyak 5 ruang dengan jumlah pekerja 498 orang, untuk sampel dalam penelitian ini adalah 5 ruang dan 100 pekerja. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara kelembaban dengan kejadian ISPA diperoleh nilai p (0,001), ada hubungan suhu dengan kejadian ISPA diperoleh nilai p (0,001), ada hubungan antara pencahayaan dengan kejadian ISPA diperoleh nilai p (0,034), serta ada hubungan antara kepadatan hunian dengan kejadian ISPA diperoleh nilai p (0,001), dan ada hubungan antara angka kuman dengan kejadian ISPA diperoleh nilai p (0,031).</p><p><strong>Abstract.</strong> <strong>Analysis of Physical Environment Risk Factors </strong><strong>to the</strong><strong> </strong><strong>Incidence of</strong><strong> </strong><strong>Acute Respiratory Infection (ARI) </strong><strong>At P</strong><strong>T</strong><strong> Pelabuhan Indonesia I</strong><strong>I</strong><strong> (</strong><strong>Persero) </strong><strong>Branch Pontianak 2014</strong><strong>. </strong>This research purpose to analyze the risk factor of the physical environment to the incidence of ARI including humidity, temperature, exposure, resident density, and number of microbe in office room of PT. Pelabuhan Indonesia II (PERSERO) Pontianak branch.The type of this research is observational analytic with <em>cross sectional </em>method who do testing toward hypothesis. The type of test used is <em>chi-square </em>with α = 0,05. Population of office room as much 5 room with workers number 498 people and for the sample in this research is 5 room and 100 workers.The result of statistic test indicate there is a relationship between humidity with ARI incident retrieved p value (0,001), there is a relationship between temperature with ARI incident retrieved p value (0,001), there is a relationship between exposure with ARI incident retrieved p value (0,034), as well as there is a relationship between resident density with ARI incident retrieved p value (0,001), and there is a relationship between number of microbe with ARI incident retrieved p value (0,031).</p>Emelia PutriAni HermilestariZainal Akhmadi
Copyright (c) 2020 Sanitarian Jurnal Kesehatan
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2020-03-262020-03-26717984Analisis Implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Pada Pengawai Negeri Sipil Di Lingkungan Instansi Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014
https://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/SJK/article/view/536
<p><strong>Abstrak. </strong><strong>Analisis Implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada Pengawai Negeri Sipil di Lingkungan Instansi Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014. </strong>Merokok kebiasaan yang ada di masyarakat Indonesia . Pengamanan Produk Tembakau sebagai Zat Adiktif bagi Kesehatan tertuang dalam UU Kesehatan No. 36/ 2009. Peraturan Pemerintah bersama antara Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri yaitu: NOMOR 188/MENKES/PB/I/2011 dan NOMOR 7 TAHUN 2011 tentang kawasan tanpa rokok. Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, sampai saat ini masih belum mempunyai peraturan daerah tentang kawasan bebas asap rokok. Tujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap, perilaku dan pendapat KTR pada PNS di wilayah kerja Pemda Provinsi Kalimantan Barat. Penelitian menggunakan metode observasi analitik dengan desain Cross Sectional. Populasi pegawai yang merokok/tidak umur > 15 tahun. Sampel non random sampling dari cluster unit pelayan teknis. Jumlah sampel 387 responden, yang dipilih secara accidental sampling. Analisis data menggunakan uji statistik Chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian: Pengetahuan sebagian besar (>85%) mengetahui merokok menyebabkan penyakit; dan asap rokok membahayakan kesehatan wanita hamil (86,1%) serta anak (93%); Kawasan Tanpa Rokok (KTR) bervariasi (59,5% - 94%). Sikap mendukung KTR 85,7%. Ada korelasi antara pengetahuan, sikap dengan perilaku kebiasaan merokok. KTR secara umum didukung oleh kelompok perokok dan non perokok. Dukungan implementasi KTR dari kelompok tidak merokok lebih kecil (38,6%) dibandingkan dengan kelompok yang merokok (93,7%). Saran Perda KTR dimungkinkan diterbitkan dan dalam proses penyusunan secara bersamaan dilakukan sosialisasi/advokasi/penyuluhan kepada masyarakat tentang rokok, KTR, dan disediakan tempat khusus untuk orang merokok. </p><p><strong>Abstract. Analysis of No Smoking Area (KTR) Policy Implementation in The Civil Service in The Civil Environment Agency Local Government of West Kalimantan Province 2014.</strong> Smoking is a habit that exist in Indonesian society. Tobacco Products Security as addictive substances for health contained in the Health Law No. 36/2009. Government Regulation between Ministry of Health and Ministry of Interior are: No. 188/Menkes/PB/I/2011 and No. 7 Year 2011 on the non-smoking area. Government of West Kalimantan Province, until today still do not have local regulations on smoke-free area. Aim to determine knowledge, attitudes, behaviors and opinions KTR on civil servants in the working area of West Kalimantan provincial administration. Research using analytic observation method with cross sectional design. Employee population that smoking/no age > 15 years. Non-random sample of cluster sampling unit technical waitress. Total sample of 387 respondents, chosen by accidental sampling. Data analysis using Chi-square statistical test with a confidence level of 95%. Result: Knowledge majority (> 85%) knew that smoking causes disease; smoke and endanger the health of pregnant women (86.1%) and children (93%); No Smoking Area (KTR) varies (59.5% - 94%). Attitude supports KTR 85.7%. There is a correlation between knowledge, attitude and behavior of the smoking habit. KTR is generally supported by the group of smokers and non-smokers. KTR implementation support of smaller groups of non-smokers (38.6%) compared with the group who smoked (93.7%). KTR regulation issued advice possible and in the process of drafting simultaneously conducted socialization/advocacy/outreach to the community about cigarettes, KTR, and provided a special place for people to smoke.</p>Mohammad Nasip
Copyright (c) 2020 Sanitarian Jurnal Kesehatan
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2020-03-262020-03-26718592Analisis Kesiapan Masyarakat Pengguna Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014
https://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/SJK/article/view/537
<p><strong>Abstrak. </strong><strong>Analisis Kesiapan Masyarakat Pengguna Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014</strong><strong>. </strong>Tujuan: Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap masyarakat tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di fasilitas pelayanan kesehatan terhadap kesiapan dalam kepatuhan terhadap penerapan KTR. Metodologi: Menggunakan desain penelitian Kuantitatif–Deskriptif, dengan metode potong lintang. Penelitian ini dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan dilingkungan Provinsi Kalimantan Barat yang ada di Pontianak. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara <em>non probability</em><em> sampling</em> dari <em>cluster</em> unit pelayan kesehatan pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Barat dan responden dipilih berdasar accidental sampling. Jumlah sampel 126 orang. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Hasil: Responden yang merokok 37,3%. Sebanyak 54,8% pengetahuan responden tentang dampak asap rokok dalam katagori kurang baik. Kesiapan responden dalam penerapan Perda KTR sebanyak 88,89% mendukung. Analisis variabel: Ada hubungan antara pengetahuan tentang dampak asap rokok dengan kesiapan responden dalam menerima penerapan perda KTR, dengan analisis <em>chi-square</em>, nilai p = 0,037. Tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang KTR dengan kesiapan responden dalam menerima penerapan perda KTR, dengan analisis <em>chi-square</em> didapat nilai p= 0,949. Tidak ada hubungan antara sikap penolakan paparan asap rokok dengan kesiapan responden dalam menerima penerapan perda KTR, dengan analisis chi-square didapat nilai p= 0,379 (nilai Fisher’s Exact Test). Kesimpulan: Sebagian besar pengetahuan responden tentang dampak asap rokok dalam katagori kurang baik. Kesiapan responden dalam penerapan Perda KTR sebagian besar juga mendukung.     </p><p><strong>Abstract. Analysis </strong><strong>of </strong><strong>Community Readiness Health Care Facilities </strong><strong>Users about No </strong><strong>Smok</strong><strong>ing Area</strong><strong> </strong><strong>in </strong><strong>Region West Kalimantan 2014. </strong>Purpose: To determine the relationship between knowledge and attitudes about No Smoking Area<strong> (</strong>KTR) in health care facilities for preparedness in compliance with the application of KTR. Methodology: Using Quantitative-Descriptive study design, with a cross-sectional method. This research was conducted in health care facilities within the province of West Kalimantan in Pontianak. The sampling technique is done in a non-probability sampling of clusters of local government health care unit of West Kalimantan Province and respondents were selected based on accidental sampling. Total samples 126 people. Data was collected using a questionnaire. Results: Respondents who smoke 37.3%. A total of 54.8% of the respondents knowledge about the effects of smoke in the category of less well. Readiness of respondents in the application of Regulation KTR as much as 88.89% in favor. Analysis of variables: There is a relationship between knowledge of the effects of cigarette smoke with the readiness of respondents to accept the application of regulations KTR, the chi-square analysis, the value of p = 0.037. There is no correlation between knowledge of KTR with the readiness of respondents to accept the application of the regulations KTR, the chi-square analysis obtained p = 0.949. There is no relationship between cigarette smoke exposure rejection by the readiness of the respondents in accepting the application of regulations KTR, the chi-square analysis obtained p value = 0.379 (the value of Fisher's Exact Test). Conclusions: The majority of respondents' knowledge about the effects of cigarette smoke in the category of less well. Most of the readiness of respondents in the application of Regulation KTR also support.</p>Moh Adib
Copyright (c) 2020 Sanitarian Jurnal Kesehatan
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2020-03-262020-03-26719397Pelaksanaan Program K3 RS Di Kota Pontianak
https://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/SJK/article/view/538
<p><strong>Abstrak</strong><strong>:</strong><strong> </strong><strong>P</strong><strong>elaksanaan Program</strong><strong> K3</strong><strong> RS Di Kota Pontianak</strong><strong>. </strong>Tujuan penelitian mengkaji pelaksanaan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di rumah sakit di Kota Pontianak. Penelitian bersifat desktiptif, objek penelitian adalah pelaksanaan Program Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3) Rumah Sakit. Subjek penelitian adalah pelaksana K3 rumah sakit dan kepala/ wakil penanggung jawab di 10 unit/ bagian yang ada di RS. Data diperoleh dengan cara wawancara dan observasi menggunakan kuesioner dan ceklist. Hasil Pelaksanaan 12 Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di rumah sakit di Kota adalah: Sebanyak 83,3% RS tidak melaksanakan kegiatan: Pemantauan dan Evaluasi Kesehatan Lingkungan Tempat Kerja; Pelayanan Kesehatan Kerja dan Review Program Tahunan K3. Pengembangan Pedoman, Petunjuk Teknis dan SOP K3 RS; Pengembangan Kebijakan K3 RS; ketersediaan struktur organisasi dan perencanaan kegiatan K3 tidak dilaksanaan oleh 66,7% RS. Sebanyak 50% RS tidak melaksanakan: Pembudayaan Perilaku; Pengembangan SDM K3 RS; Pelayanan Keselamatan Kerja; Pengembangan Manajemen Tanggap Darurat; dan Pengumpulan, Pengolahan, Dokumentasi Data dan Laporan Kegiatan K3. Kegiatan Pengembangan program pemeliharaan, pengelolaan limbah padat dan cair; Pengelolaan jasa, bahan beracun berbahaya dan barang berbahaya tidak dilaksanakan oleh 16,7% RS.</p><p><strong>Abstract: The implementation of the </strong><strong>Occupational Health and Safety</strong><strong> (OHS) in</strong><strong> Hospital</strong><strong> Pontianak. </strong>The aim of research assessing the implementation of Health and Safety (OHS) at a hospital in the city of Pontianak<strong>.</strong>The research is descriptive, the object of research is the implementation of the Health and Safety (OHS) in Hospital. Subjects were implementing OHS in hospital and head / deputy in charge at 10 units / sections in the RS. Data were obtained by interview and observation using a questionnaire and checklist. Implementation of the results of 12 Health and Safety (OHS) in hospitals in the city are: A total of 83.3% of the hospital does not carry out the following activities: Monitoring and Evaluation of Occupational Environmental Health; Occupational Health Services and the Annual Program Review OHS. Development Guidelines, the Technical Guidelines and SOP OHS in hospital; OHS Policy Development in hospital; availability of organizational structure and planning activities are not OHS in hospital is implemented by 66.7%. As many as 50% do not carry out hospital: civilizing Behavior; OHS in hospital human resource development; Safety services; Emergency Response Management Development; and Collection, Processing, and Data Documentation Activity Report OHS. Maintenance program development activities, management of solid and liquid wastes; Management services, hazardous and toxic materials are not hazardous goods carried by 16.7% hospital.</p>Sunarsieh Sunarsieh
Copyright (c) 2020 Sanitarian Jurnal Kesehatan
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2020-03-262020-03-267198104Karakteristik Fisik Lokasi Yang Disukai Kecoa Pada Kapal Di Pelabuhan Dwikora Pontianak
https://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/SJK/article/view/539
<p><strong>Abstrak</strong><strong>.</strong><strong> Karakteristik Fisik Lokasi Yang Disukai Kecoa Pada Kapal Di Pelabuhan Dwikora Pontianak. </strong>Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui karakteristik fisik lokasi yang disukai kecoa yang meliputi suhu, kelembaban, pencahayaan dan penanganan sampah pada kapal di Pelabuhan Dwikora Pontianak Kalimantan Barat. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan desain deskriptif<em>.</em> Jumlah sampel adalah 67 sampel. Analisis data dengan univariat pada indestifikasi kecoa dan karekteristik lokasi fisik yang disukai kecoak yaitu meliputi suhu, kelembaban, pencahayaan dan penanganan sampah pada kapal di Pelabuhan Dwikora Pontianak<em>. </em>Hasil penelitian menunjukkan bahwa Spesies atau jenis kecoa yang ditemukan pada kapal di Pelabuhan Dwikora Pontianak adalah <em>Blatta orientalis, Periplaneta americana, </em>dan<em> Periplaneta brunnea</em>. Lokasi-lokasi yang disukai kecoa pada kapal di Pelabuhan Dwikora Pontianak adalah dapur, pantry, kamar ABK, kamar penumpang, gudang, dan kamar mandi / WC. Suhu >28<sup>o</sup>c ditemukan terbanyak pada kapal layar motor (100%). Kelembaban >60%RH terbanyak ditemukan pada kapal layar motor (66.7%). Pencahayaan ≤100 lux terbanyak ditemukan pada kapal layar motor (66.7%), Upaya penanganan sampah dalam kapal di Pelabuhan Dwikora Pontianak adalah Sebagian besar kapal yang diobservasi memiliki tempat sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan tidak melakukan pemisahan antara sampah basah dan sampah kering.<em></em></p><p><strong>Abstract. </strong><strong>Physical Characteristics of Cockroach</strong><strong> </strong><strong>Preferredon Ship Dwikora Pontianak Port. </strong>This study aims to determine the physical characteristics of the preferred location for cockroaches which include temperature, humidity, lighting and waste on the ship in the port of Dwikora Pontianak in West Kalimantan. This type of research is observational descriptive design. The number of samples is 67 samples. Data were analyzed by univariate at indestifikasi cockroach and the physical location of the preferred characteristics of cockroaches which include temperature, humidity, lighting and waste on the ship in the port of Dwikora Pontianak. The results showed that the species or types of cockroaches were found on the ship at the Port of Pontianak Dwikora is blatta orientalis, Periplaneta americana, and Periplaneta brunnea. Preferred locations cockroach on the ship in the port of Dwikora Pontianak is a kitchen, pantry, room crew, passenger room, warehouse, and a bathroom/WC. Temperature > 28<sup>o</sup>C are found most on the motor sailing boat (100%). Humidity > 60% RH mostly in the sailing boat motors (66.7%). ≤100 lux illumination mostly in the sailing boat motors (66.7%), waste management efforts in the ship at the Port of Pontianak Dwikora is most aboard were observed to have bins that do not meet health requirements and does not perform the separation between wet waste and dry waste.</p>Nelly VerawatiHajimi Hajimi
Copyright (c) 2020 Sanitarian Jurnal Kesehatan
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2020-03-262020-03-2671105111Faktor–Faktor yang Berhubungan dengan Gangguan Pendengaran Pekerja PT. Sumber Djantin Pontianak Tahun 2012
https://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/SJK/article/view/540
<p><strong>Abstrak: </strong><strong>Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gangguan Pendengaran pada Pekerja PT. Sumber Djantin PontianakTahun 2012. </strong>Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis faktor – faktor yang berhubungan dengan gangguan pendengaran pada pekerja PT. Sumber Djantin Pontianak. Desain penelitian yaitu observasional dengan pendekatan <em>Cross – Sectional</em>. Jumlah sampel sebanyak 32 pekerja yang bekerja di bagian produksi PT. Sumber Djantin Pontianak. Hasil penelitian ditemukan bahwa ada hubungan antara intensitas kebisingan dan masa kerja dengan ganggguan pendengaran serta tidak ada hubungan antara umur dengan gangguan pendengaran.</p><p><strong>Abstract: Factors </strong><strong>Related</strong><strong> with </strong><strong>Audio Disorder </strong><strong>in </strong><strong>Workers of </strong><strong>PT. Sumber Djantin Pontianak 2012.</strong> The aim of this study was to analyze factors associated with audio disorder in workers of PT. Sumber Djantin Pontianak . Design is an observational study with cross-sectional. The total sample of 32 workers employed in the production of PT . Sumber Djantin Pontianak. Research found that there is a relationship between the intensity of the noise and tenure with audio disorderand there is no relationship between age and audio disorder.</p><p> </p>Paulina Paulina
Copyright (c) 2020 Sanitarian Jurnal Kesehatan
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2020-03-262020-03-2671112117Hubungan Pelaksanaan Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman dan Sarana Sanitasi dengan Angka Kuman Pada Peralatan Makan dan Minum Di Kantin Sekitar Politeknik Kemenkes Pontianak Tahun 2014
https://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/SJK/article/view/541
<p><strong>Abstrak. Hubungan Pelaksanaan Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman dan Sarana Sanitasi dengan Angka Kuman Pada Peralatan Makan dan Minum di Kantin Sekitar politeknik Kemenkes Pontianak Tahun 2014. </strong>Tujuan:Menganalisis hubungan antara Pelaksanaan Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman dan sarana sanitasi dengan angka kuman pada peralatan makan dan minum di kantin sekitar Poltekkes Kemenkes Pontianak Tahun 2014. Metodologi: Penelitian ini merupakan penelitian gabungan penelitian deskriptif dan asosiatif menggunakan rancangan <em>cross sectional.</em> Metode pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif. Hasil: Hasil uji statistik menunjukan <em>rank spearman</em> nilai signifikan 0,013 dan nilai korelasi minus 0,607. Hal ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pelaksanaan enam prinsip HSM dengan angka kuman pada alat makan dan minum dengan korelasi negatif yang mempunyai arti semakin tinggi angka kuman pada alat makan dan minum maka nilai pelaksanaan HSM semakin kecil. Hasil tabulasi silang menunjukan ada kecenderungan sarana sanitasi yang memenuhi syarat angka kuman pada peralatan makanan dan minuman memenuhi syarat. Sedangkan berdasarkan uji statistik rank spearman nilai signifikan 0,046 dan nilai korelasi minus 0,504. Kesimpulan: Pelaksanaan enam prinsip hiegiene sanitasi makanan minuman jajanan 50 persen kategori baik dan 50 persen kurang baik, Sarana sanitasi 56,25 persen memenuhi syarat, Angka kuman pada peralatan makan 62,9 koloni/cm<sup>2</sup>.</p><p><strong>Abstract. The Relationship </strong><strong>between </strong><strong>Implementation of Food and Beverage Sanitation Hygiene and Sanitation Facilit</strong><strong>ies</strong><strong> with </strong><strong>Number of</strong><strong> Germs </strong><strong>o</strong><strong>n </strong><strong>Fod and Beverage </strong><strong>Tools </strong><strong>Around Canteen in Health Polytechnic of Health Ministry of Pontianak</strong><strong> 2014.</strong> Objective: To analyze the relationship between the implementation of Food and Beverage Sanitation Hygiene and sanitation facilities by the number of bacteria/germs on tableware and drink in the cafeteria around Health Polytechnic of Pontianak 2014. Methodology: This study is a descriptive and associative joint research using cross sectional design. Data collection methods quantitatively. Results: The results of the statistical test showed significant value Spearman rank correlation value of minus 0.013 and 0.607. This shows there is a significant correlation between the implementation of the six principles of HSM with the number of germs on cutlery and drinking with negative correlation has meaning the higher the number of germs on cutlery and drinking then the smaller the value of the HSM implementation. Results of cross tabulation showed no tendency sanitation eligible number of bacteria in food and beverage equipment qualify. While the test is based on statistical significant value Spearman rank correlation value of minus 0.046 and 0.504. Conclusions: The implementation of the six principles of food sanitation hiegiene drinks snacks 50 percent good and 50 percent category less well, Means sanitation 56.25 percent qualified, Number of germs on tableware 62.9 colonies/cm<sup>2</sup>.</p>Yulia Yulia
Copyright (c) 2020 Sanitarian Jurnal Kesehatan
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2020-03-262020-03-2671118124Kajian Pustaka Peran Mesocyclops Sebagai Pengedalian Hayati Vector Demam Berdarah Dengue Di Indonesia
https://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/SJK/article/view/542
<p><strong>Abstrak.</strong><strong> </strong><strong>Kajian Pustaka Peran Mesocyclops Sebagai Pengedalian Hayati Vector Demam Berdarah Dengue Di Indonesia</strong><strong>.</strong><strong> </strong>Demam berdarah masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, pada tahun 2010 Indonesia masih di urutan tertinggi kasus demam berdarah di ASEAN, berbagai penelitian baik di dalam negeri dan luar negeri berhasil dilakukan untuk menemukan alternatif pengendalian vektor Ae. aegypti tanpa pestisida, hasilnya cukup menggembirakan. Metode literatur bertujuan untuk mendapatkan ide dari hasil Mesocyclops penelitian sebagai kontrol biologis vektor DBD. Penelitian yang dilakukan di berbagai negara di dunia termasuk Indonesia (BPVRP Salatiga) menyimpulkan bahwa peran Cyclops sebagai kontrol biologis terutama vektor nyamuk Aedes aegypti sangat dipercaya. Salah satu negara dapat mengatasi masalah DBD adalah Vietnam, hasil penelitian yang disebarkan sebagai dasar untuk program pengendalian vektor Cyclops dan mengoptimalkan peran dari semua sektor baik negeri maupun swasta, serta masyarakat. Semoga Cyclops bisa menjadi salah satu alternatif dalam pengendalian vektor DBD nasional di Indonesia, karena harus memenuhi beberapa kriteria alternatif dalam pemecahan masalah demam berdarah.</p><p><strong>Abstract. Study The Role Mesocyclops </strong><strong>as Natural Controlling of </strong><strong>Dengue Hemorrhagic Fever </strong><strong>(DHF) </strong><strong>Vector in Indonesia</strong><strong>. </strong>Dengue hemorrhagic fever is still a public health problem, in 2010 Indonesia was still on the highest order of dengue cases in ASEAN, various studies both domestically and abroad successfully done to find alternative vector control Ae. aegypti without pesticide, the results are quite encouraging. Method of literature review aims to get an idea of the results of research Mesocyclops as biological control of dengue vectors. Research carried out in various countries in the world including Indonesia (BPVRP Salatiga) concluded that the role of Cyclops as a biological control especially vector Aedes aegypti is very believable. One country can overcome the problems of DHF is Vietnam, as exploit research results as the basis for intervention Cyclops vector control programs and the optimal role of all sectors both public and private, as well as the community. Hopefully Cyclops can be one alternative in the national dengue vector control in Indonesia, because it has to meet several criteria alternative in solving the problem of dengue.<strong></strong></p>Malik Saepudin
Copyright (c) 2020 Sanitarian Jurnal Kesehatan
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2020-03-262020-03-2671125130