POLA PEMBERIAN MAKAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 12-59 BULAN DI DESA BUKIT SELAMAT KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN ACEH TIMUR

Nurrasyidah -, Afrida Ristia, Rini Yusdani

Abstract


Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk usianya. Menurut UNICEF, stunting berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit, menurunnya produktifitas. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan pola pemberian makan dengan kejadian stunting pada balita usia 12-59 bulan di Desa Bukit Selamat Kecamatan Sungai Raya. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan pendekatan cross-sectional terhadap ibu yang memiliki balita usia 12-59 bulan di area kerja Puskesmas Sungai Raya Kecamatan Sungai Raya secara accidental sampling diperoleh 65 responden. Berdasarkan uji Chi-Square menunjukkan bahwa ada hubungan pola pemberian makan dengan kejadian stunting pada balita usia 12-59 bulan dengan p-value  0,042 (p<0,05). Kepada tenaga kesehatan khususnya perawat diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan terutama tentang bagaimana cara memenuhi asupan nutrisi sesuai dengan perkembangan anak.


Full Text:

PDF

References


Agustina dan Hamisah (2019).Hubungan Pemberian ASI Eksklusif, Berat Bayi Lahir dan Pola Asuh dengan Kejadian Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Reubee Kabupaten Pidie.

Alfarisi, Nurmalasari dan Nabila. (2019). Faktor Risiko Stunting pada Balita Umur 7-59 Bulan. Jurnal Kesehatan Masyarakat.

Almatsier. (2016). Buku Ajar Ilmu Gizi.Jakarta : Numed

Aripin. et al., (2018). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Pustaka Rihama. Yogyakarta

Fauziah. (2020). Hubungan Pola Pemberian Makan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita. Naskah Publikasi. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Kebidanan.

Fitri dan Ernita (2019). Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dan Mp-Asi Dini Dengan Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo. Vol. 1 No. 2: 97-103 p

Hamisah. (2019). Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dan Makanan Pendamping ASI terhadap Balita Pendek Usia 2 sampai 5 tahun di Kecamatan Jatinangor.

Indarwati. S. (2019). Faktor Risiko Stunting Pada Balita 0-23 Bulan di Provinsi Bali, Jawa Barat, Dan Nusa Tenggara Timur. ISSN 1978-1059.Jurnal Gizi dan Pangan; 9(2): 125—132 p.

Kemenkes RI. (2016). Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG). Direktorat Gizi Masyarakat. Kementerian Kesehatan.

Kemenkes RI. (2018). Standar Antropometri. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Balita.

Moehsi. (2017). Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dan Makanan Pendamping ASI terhadap Status Gizi Bayi 6-12 bulan. Jurnal Kebidanan Panti Wilasa; Okt 2011.Vol. 2 No. 1.

Mawaddah. (2018). Kajian Stunting Pada Balita Balita Ditinjau Dari Pemberian ASI eksklusif, MP-ASI, Status Imunisasi dan Karakterisktik Keluarga di Kota Banda Aceh.

Notoatmodjo, (2012). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Edisi Revisi, Jakarta. Rineka Cipta.

Setiawan. (2018). Hubungan Pola Pemberian MP-ASI Dengan Status Gizi Balita Usia 6-24 Bulan di wilayah pesisir Kecamatan Tallo Kota Makassar.

Tisaralatifah. (2020). Faktor Risiko Kejadian Stuting Pada Balita Usia 12-36 Bulan di Kecamatan Pati, Kabupaten Pati. Tersedia dari: Eprints.undip.ac.id.

Zottareli. (2018). Permasalahan Anak Pendek (Stunting) dan Intervensi untuk Mencegah Terjadinya Stunting (Suatu Kajian Kepustakaan). Jurnal Kesehatan Komunitas, Edisi Mei Vol.3, No.7. Hal: 254- 261.




DOI: https://doi.org/10.30602/jkk.v9i1.1200

Article Metrics

Abstract views : 428| PDF views : 58

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.